My Second Idol: Sosok Hebat di Balik Hidupku


Hai, Sobat Cerita Sederhana!

Kali ini aku Vidi Jemaan ingin bercerita tentang dua sosok luar biasa yang menjadi idola dan panutan kedua dalam hidupku setelah Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Mereka adalah orang yang perannya sangat besar dalam membentuk siapa aku hari ini. Siapa mereka?

Mereka adalah Bapak dan Mama Ku tercinta.

Ilustrasi Gambar AI

Dua orang sederhana yang hidupnya penuh ketulusan, perjuangan, dan kasih yang tak pernah usang. Dari mereka, aku belajar banyak hal tentang kehidupan—tentang kerja keras, iman, kasih, hingga cara bertahan ketika hidup tak selalu mudah. Berikut ini adalah nilai-nilai yang aku pelajari dari Bapak dan Mama, yang hingga hari ini masih menjadi bekalku melangkah.


๐Ÿ’ช 1. Pekerja Keras

Bapak adalah sosok ayah yang sangat bertanggung jawab. Sejak aku kecil, beliau bekerja di Labuan Bajo—sekitar 70 km dari rumah atau kampung kami. Setiap Sabtu, beliau pulang ke kampung dan Senin pagi harus kembali bekerja. Walau lelah, Bapak tetap aktif bekerja di rumah. Tak pernah ada waktu yang terbuang. Liburan satu hari benar-benar digunakan untuk melalukan hal yang bermanfaat dirumah. Dirumah Bapak bisa berganti profesi sebagai tukang bangunan, peternak, petani, pokoknya serba bisa. Aku selalu bilang kalau Bapak itu hebat sih, karena multi talenta hehe.. Bapak hanya tersenyum. Dari Bapak, aku belajar bahwa waktu adalah anugerah, dan menggunakan waktu dengan produktif adalah bentuk rasa syukur. 


๐ŸŒฟ 2. Sabar

Bapak jarang marah, jarang mengeluh. Tapi aku sering melihatnya menarik napas panjang dan diam dalam perenungan. Dari situ aku belajar bahwa kesabaran bukan tentang diam, tapi tentang kekuatan menahan diri dan berpikir jernih dalam situasi sulit.


๐ŸŒŸ 3. Kebaikan Tanpa Syarat

Bapak tidak banyak bicara soal kebaikan. Tapi dari caranya memperlakukan orang lain, aku belajar bahwa kebaikan sejati itu dilakukan, bukan hanya diucapkan. Bahkan saat disakiti, beliau tetap menebar kebaikan.


๐Ÿ’– 4. Ketulusan dan Memaafkan

Bapak mengajarkan bahwa melakukan sesuatu harus dari hati. Jangan berhenti berbuat baik hanya karena kecewa. Dan saat terluka, jangan menilai seseorang hanya dari satu kesalahan. Ingat kebaikan mereka, dan belajar memaafkan.


๐Ÿ’ฐ 5. Mengatur Keuangan dengan Bijak

Bapak dan Mama sama-sama ahli dalam hal ini. Mereka tidak hidup berlebih, tapi selalu cukup. Dari mereka aku belajar bahwa kesejahteraan bukan soal banyaknya uang, tapi soal bagaimana mengelola dan mensyukuri yang ada.


๐Ÿ™ 6. Syukur dalam Segala Hal

Jatuh-bangun dalam hidup itu biasa, tapi bersyukur dalam setiap keadaan adalah luar biasa. Syukur adalah kekuatan yang membuatku tetap bertahan sampai hari ini.


⏰ 7. Bangun Pagi = Bangun Semangat

Bapak selalu bilang, "Alarm cukup satu kali bunyi, langsung bangun!" Bahkan ada tips uniknya: tidur dengan tangan di bawah telinga supaya alarm terdengar jelas! ๐Ÿ˜„
Bagi beliau, bangun pagi itu wajib, apapun keadaannya. Karena pagi adalah kunci hari yang produktif.


๐Ÿ› 8. Dekat dengan Tuhan

Sejak kecil, keluarga kami tak pernah lepas dari doa bersama. Gereja, komunitas, dan kegiatan rohani adalah bagian dari keseharian.
Dari Bapak dan Mama, aku belajar bahwa iman adalah fondasi utama dalam hidup. Tanpa Tuhan, aku tak akan sampai sejauh ini.


๐Ÿงน 9. Rapi, Bersih, Teliti – Terima Kasih Mama!

Mama sangat disiplin soal kerapian dan persiapan. Awalnya aku kesal, tapi kini aku justru sangat bersyukur. Nilai-nilai itu membuatku mampu bertahan di dunia kerja.
Kerapian dan ketelitian adalah bentuk tanggung jawab atas hal kecil yang berdampak besar.


๐Ÿค 10. Bergaul & Jangan Takut Gagal

Dulu aku pemalu, sering menolak ajakan Mama untuk bersosialisasi. Tapi Mama tak pernah bosan mengingatkan.
Jangan takut mencoba. Kalau tidak berhasil, setidaknya kamu tidak menyesal karena sudah mencoba.
Kini aku mulai berani. Mulai bicara. Mulai percaya diri. Karena pesan Mama selalu hidup dalam ingatan.


๐Ÿ’Œ Terima Kasih, Bapak & Mama

Untuk dua orang luar biasa yang mungkin tak tahu bahwa di balik sikapku yang terlihat ‘keras kepala’, aku selalu mendengar, menyerap, dan menjalankan semua wejangan kalian dengan caraku sendiri.

"Maaf kalau belum jadi anak yang membanggakan sepenuhnya.
Tapi Bapak dan Mama harus tahu—aku sangat mencintai kalian.
Dan setiap doa, langkah, dan usaha yang kulakukan hari ini…
Semuanya aku dedikasikan untuk membuat kalian bangga."

I love you, My Second Idol.


๐Ÿ’ฌ Sekarang giliran kamu, Sobat!

Pesan apa yang paling membekas dari orang tuamu?
Yuk, share di kolom komentar. Siapa tahu cerita kamu bisa menguatkan orang lain juga ๐Ÿ’›

Komentar

Postingan populer dari blog ini